Kamis, 26 April 2012

KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN MADRASAH

KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN MADRASAH
Oleh : Yusuf Hasyim, S.Ag*

(Artikel ini telah dimuat dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Vol V, No.1.2008 )
A. Abstrak
Di Era Otonomi Daerah, madrasah tidak mengalami otonomi seperti halnya sekolah-sekolah di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk Kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten/kota adalah penyelenggaraan pendidikan. Padahal secara struktural madrasah sebagai sekolah yang bercirikan khas agama Islam berada di bawah naungan Departemen Agama yang notabenenya tidak termasuk urusan yang diotonomkan ke daerah.
Meskipun pengelolaan madrasah tetap berada di bawah naungan Depag, tetapi diterapkan kebijakan baru. Kalau dulu madrasah murni dikelola oleh Depag pusat, tetapi sekarang diberlakukan kebijakan "dekonsentrasi" artinya, kewenangan-kewenangan penyelenggaraan madrasah yang semula dipegang sepenuhnya oleh pemerintah pusat maka sebagian dapat diturunkan ke daerah. Ini terutama menyangkut masalah-masalah teknis di lapangan yang berkaitan dengan sumber anggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sabtu, 21 April 2012

Kevaliditasan Ujian Nasional

(Artikel ini telah dimuat dalam Wacana Nasional Harian Suara Merdeka, 11 April 2011) 
          PELAKSANAAN ujian nasional (UN) 2011 sudah di ambang pintu, untuk tingkat SMA/MA/ SMK dilaksanakan tanggal 18-21 April, SMP/MTs 25-28 April, dan SD/MI 10-12 Mei mendatang. Berdasarkan prosedur operasi standar (POS) yang dikeluarkan BSNP, pelaksanaan UN tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu antara lain dalam hal kriteria lulusan, ketiadaan ujian ulangan, ketiadaan tim pengawas independen, jumlah paket soal, dan akan diadakannya uji petik di lapangan. 
        Meski muncul pro-kontra dari kalangan akademisi dan pendidik, UN tetap dilaksanakan dengan alasan bahwa pemerintah perlu mengetahui tingkat pencapaian kompetensi lulusan secara nasional, khususnya pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana dijelaskan dalam POS UN bahwa kelulusan peserta didik ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat dewan guru dengan menggunakan beberapa kriteria.

Jumat, 20 April 2012

MADRASAH "MENGGUGAT" OTONOMI DAERAH
Oleh : Yusuf Hasyim
(Artikel ini telah dimuat di Kolom Wacana Nasional Harian Umum Suara Merdeka Senin, 2 Juni 2008)
Otonomi daerah sudah berjalan kurang lebih delapan tahun sejak pemberlakuan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004. Banyak harapan adanya perubahan yang lebih baik, tetapi banyak pula kekhawatiran serta tuntutan yang berkembang yang seringkali menimbulkan kontroversi. Perbedaan antar daerah dalam mengimplementasikan kebijakan otonomi daerah masih menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih kompleks.
Salah satu contoh adalah masalah kebijakan desentralisasi pendidikan. Dalam bidang pendidikan, desentralisasi bermakna pelimpahan kewenangan seluruh urusan bidang pendidikan dan kebudayaan yang selama ini berada pada pemerintahan pusat beralih pada pemerintahan daerah baik kabupaten maupun kota.

PEMIKIRAN DAN ALAM PEMBAHARUAN MODERNISASI ISLAM



PEMIKIRAN DAN ALAM PEMBAHARUAN
MODERNISASI ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Sejarah modern Arab tidak dimulai hingga munculnya dinasti Muwahhidun (yang bertauhid) pada pertengahan abad ke-18. kelompok ini mengusung gerakan pembaharuan puritan yang didirikan oleh seorang Nejed dari suku ‘Uyainah bernama Muhammad ibn Abd al Wahab (w. 1792). Setelah mengembara di Hijaz, Irak dan Suriah Ibn Abd al Wahhab pulang ke tanah air dengan menanamkan pemikiran bahwa Islam, seperti yang dipraktekkan oleh umat pada zaman itu, telah mengalami penyimpangan besar-besaran dari praktik ortodok dan teori yang diajarkan oleh Nabi dan Al Qur an. Kemudian dia menetapkan diri untuk memurnikan ajaran Islam , dan menyelamatkannya ke dalam bentuk ajaran terdahulu yang ketat.[1]

SEJARAH PERADABAN ISLAM



SEJARAH PERADABAN ISLAM
(Pengertian, Ruang Lingkup, Metode dan Kegunaan Sejarah Kebudayaan Islam)
Oleh : Yusuf Hasyim, S.Ag, M.S.I

A.      Pendahuluan
Manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai bahan instropeksi diri. Begitu pula dengan sejarah peradaban Islam yang merupakan alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di masa lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam daripada sebelumnya.

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM



SILABUS MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Mata Kuliah                  : Sejarah Peradaban Islam
Komponen                   : MKK
Kode MK                     : AIB 129
Fakultas                       : Agama Islam
Program Studi              : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jenjang                        : Strata Satu (S 1)
Bobot                          : 3 SKS
MK Prasyarat               : M S I
Dosen Pengampu          : Yusuf Hasyim, S.Ag, M.S.I

I.        TUJUAN
Mahasiswa memahami pertumbuhan dan perkembangan Kebudayaan Islam masa klasik sampai modern hingga mampu bersikap positif dan terbuka terhadap dinamika kebudayaan islam.

SEJARAH ISLAM DALAM TUJUH SIKLUS



REVIEW
SEJARAH ISLAM DALAM TUJUH SIKLUS
Oleh : Yusuf Hasyim, S.Ag, M.S.I

A.    Periode Nabi dan Khulafa al-Rasyidin
Pada masa Nabi, jazirah Arab yang dulu sangat terpinggirkan dan tidak dikenal oleh dunia luas, namun atas kedatangan Islam dunia arab menjadi pusat perhatian dari berbagai penjuru dunia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

Selasa, 10 April 2012

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP 4 IMAM MAZHAB (IMAM HAMBALI)



Imam Ahmad bin Hanbal [164H/781M – 241H/856M]

Imam Abu ‘Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dilahirkan di Baghdad, Iraq,

pada tahun 164H/781M. Ayahnya seorang mujahid Islam dan meninggal dunia pada

umur muda, iaitu 30 tahun. Ahmad kemudiannya dibesarkan oleh ibunya Saifiyah binti

Maimunah. Imam Ahmad bin Hanbal menghafal al-Qur’an sejak kecil dan pada

umurnya 16 tahun beliau sudah menjadi penghafal hadith yang terkenal. Imam Ahmad

bin Hanbal meneruskan pengajian hadithnya dengan sekian ramai guru dan beliau
pada akhir hayatnya dijangkakan telah   menghafal lebih   daripada sejuta hadith

termasuk barisan perawinya.  

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP 4 IMAM MAZHAB (IMAM SYAFII)



Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’e [150H/767M – 204H/820M]

Imam as-Syafi’e lahir di Gaza, Palestin pada tahun 150H/767M. Nama sebenarnya

ialah Muhammad bin Idris as-Syafi‘e. Beliau mempunyai pertalian darah Quraisy dan
hidup tanpa sempat melihat ayahnya. Pada umur 10 tahun ibunya membawanya ke
Makkah untuk menunaikan ibadah Haji dan selepas itu beliau tetap berada di sana

untuk menuntut ilmu. Di Makkah Imam as-Syafi’e memulakan perguruannya dengan

Muslim bin Khalid al-Zanji, yakni mufti Kota Makkah ketika itu.  


RINGKASAN RIWAYAT HIDUP 4 IMAM MAZHAB (IMAM MALIK)



Imam Malik bin Anas [93H/711M – 179H/796M]

Imam Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93H/711M. Beliau dilahirkan di dalam

sebuah kota yang merupakan tempat tumbuhnya Islam dan berkumpulnya generasi
yang telah dididik oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, radhiallahu
‘anhum. Sejarah keluarganya juga ada hubungan erat dengan ilmu Islam, dengan
datuknya sendiri adalah seorang perawi dan penghafal hadith yang terkemuka.

Pakciknya juga, Abu Suhail Nafi’ adalah seorang tokoh hadith kota Madinah pada ketika

itu dan dengan beliaulah Malik bin Anas mula mendalami ilmu-ilmu agama, khususnya

hadith.   Abu   Suhail   Nafi’ ialah   seorang tabi‘in   yang   sempat menghafal hadith

daripada‘Abdullah ibn ‘Umar, ‘Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Salamah, Abu Hurairah


dan Abu Sa‘id al-Khudri radhiallahu ‘anhum.

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP 4 IMAM MAZHAB (IMAM ABU HANIFAH)



RINGKASAN RIWAYAT HIDUP 4 IMAM MAZHAB
 
Imam Abu Hanifah [80H/699M– 150H/767M]

Imam Abu Hanifah atau nama sebenarnya Numan bin Tsabit bin Zhuthi' lahir pada
tahun 80H/699M di Kufah, Iraq, sebuah bandar yang sudah sememangnya terkenal
sebagai pusat ilmu Islam  pada ketika itu. Ianya diasaskan oleh ‘Abdullah ibn Mas‘ud
radhiallahu ‘anh (32H/652M), seorang sahabat zaman Rasulullah shallahu ‘alaihi 
wasallam. Ayahnya seorang pedagang besar, sempat hidup bersama ‘Ali bin Abi Thalib

radhiallahu ‘anh. Imam Abu Hanifah sekali-sekala ikut serta dalam urusniaga ayahnya 
akan tetapi minatnya yang lebih besar ialah ke arah membaca dan menghafal
Al-Quran.