MEMBANGKITKAN
KEMBALI
KEGEMILANGAN
SAINS DAN TEKNOLOGI
DUNIA ISLAM
Oleh : Yusuf
Hasyim, S.Ag*
(Artikel majalah
rindang kanwil Kemenag jateng)
Iftitah
Dr. Mohammed
Abdus Salam (Mizan, 1996), Direktur International Centre for Theoretical
Physics, Trieste, mengemukakan bahwa tidak diragukan lagi dari seluruh planet
ini sains menempati posisi yang paling lemah di dunia Islam. Tidak terlalu
berlebihan jika dikatakan bahwa kelemahan ini berbahaya karena kelangsungan
hidup suatu masyarakat pada abad ini secara langsung tergantung pada
penguasaannya atas sains dan teknologi. Kondisi ini disebabkan karena dua fakor
utama yang bertanggungjawab atas musnahnya lembaga ilmu pengetahuan yang penah
jaya dalam Islam.yaitu ortodoksi agama dan semangat intoleransi. Sains hanya
hidup bilamana terdapat praktisi yang memadai berupa suatu komunitas yang dapat
bekerja dengan tenang, didukung oleh infrastruktur eksperimental dan pustaka
yang lengkap dan memiliki kemampuan untuk saling memberikan kritik secara
terbuka. Kondisi ini tidak terpenuhi dalam masyarakat Islam.